Minggu, 17 Februari 2013

Bukan Hanya Satria Baja Hitam Saja yang Bisa Berubah, Kawan!

-syarifah zainab-

Segalanya akan berubah karena manusia selalu mencari, menemukan, kemudian mencari kembali hingga menemukan yang benar-benar membuatnya nyaman. Sekarang, apakah perubahan itu akan mewujudkan sebuah kebaikan? Jawabannya tentu ada di dalam diri kita masing-masing.
            Manusia dilahirkan memiliki fitrah untuk menjadi baik. Tetapi tidak dapat disangkal, manusia dengan segudang nafsu yang dimilikinya juga tidak selalu dapat menghiraukan ajakan setan. Jika sudah seperti itu, lalu, buat apa akal dan perasaan yang dikaruniakan Tuhan untuk manusia? Lalu, apa artinya iman yang telah menyatu lama dalam tiap tetesan darah kita?
            Sesuatu yang baik dilihat dari sudut pandang manapun adalah baik. Tidak perlu pembenaran yang dipaksa untuk mengatakan kebaikan itu adalah salah. Semestinya manusia secara naluriah mampu menyadari hal itu. Kecenderungan manusia yang malas berpikir dan berusaha-lah yang menjadikan ia tidak mampu berpikiran ke depan. Dengki, iri, dendam, kekecewaan yang berlarut-larut, malas yang dipelihara, mengaburkan tiap celah titik terang menuju kebaikan.
            Manusia terlalu betah memelihara perasaan dan pikiran negatif tersebut. Manusia merasa sangat rendah walau hanya sekedar memaafkan dan membuka hatinya untuk orang lain. Lupakah bahwa masih ada hal yang lebih penting untuk dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan dari pada terus berjibaku dengan berbagai keluhan, kekecewaan, dan segala perasaan serta pikiran yang tak membawa kebaikan sama sekali. Pernahkah terpikirkan bahwa dendam, iri, dengki, dan sebagainya itu menghambat hidupmu? Oh, betapa ruginya mereka yang memeliharanya. Betapa banyak waktu terbuang sia-sia. Coba kembali dipikirkan, betapa banyak peluang kebaikan yang terlewatkan hanya karena sedikit kekesalan yang ditumpuk menjadi kesakitan hati yang tak patut dipelihara itu? Ternyata kita, manusia, tak juga mengerti bahwa tiap pikiran, perasaan, dan tindakan yang kita lakukan untuk siapapun adalah tabungan kebaikan di akhirat kelak, itupun jika kau percaya dengan hari pembalasan.
            Kesalahan tak selamanya buruk karena akan membawa manusia berpikir untuk menjadi lebih baik. Kau tahu, bukan? Bahwa Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pemberi Maaf. Kata terlambat adalah hanya untuk mereka yang tidak ada niat berubah. Bersegeralah karena menunda-nunda hanya akan membuat tumpul hatimu.
            Sulit untuk merubah kebiasaan, apalagi kebiasaan itu melenakan kita. Menggiurkan kehidupan duniawi yang hanya dapat dinikmati sekali saja. Ditambah lagi dengan alasan yang kita lakukan adalah tidak mengganggu siapapun dan tidak merugikan siapapun. Begitukah yang terpikirkan? Sependek itukah pikiran manusia? Adakah sia-sia Tuhan telah memerintahkan agar umatnya selalu membaca (iqra’)?
            Bacalah, bacalah setiap apa yang dilihat. Bacalah setiap langkah yang akan diambil dalam mewujudkan kebaikan hatimu, keelokan budimu, kebagusan pikiranmu. Hingga kau dapat benar-benar merasakan betapa sejuknya angin, betapa hangatnya mentari, dan betapa nikmatnya saat hujan.
Adakah kau berpikir tentang kepompong yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu? Mengepakkan sayapnya, memperlihatkan keelokkannya, menuai senyum dari setiap orang yang melihatnya. Sekian lama ia terkurung di dalam tempat yang gelap, namun tidaklah ia berniat untuk tetap tinggal berlama-lama di tempat sempit itu. Meskipun tempat itu memberikan kenyamanan, kehangatan, dan jauh dari kebodohan dunia.
Tidak! Ia harus keluar, karena ia punya tugas yang lebih mulia dari pada sekedar menjadi kepompong. Ia harus menjadi ciptaan Tuhan yang bermanfaat. Menjalankan tugasnya sebagai penebar kebaikan.
Bukankah begitu semestinya wahai, manusia. Adakah kau juga ingin mengepakkan sayap indahmu? Sayap kebaikanmu? Menjadi bermanfaat bagi Ayah, Ibu, Kakak dan adikmu? Hingga meluas kepada seluruh manusia disekelilingmu.
Berubahlah..
Kembangkan sayap-sayap kebaikanmu, maka langkahmu akan berarti. Rajut helai-helai senyum setiap orang yang kau temui, hingga membentuk sekumpulan mozaik yang menyatukan kembali orang-orang yang kau sayangi di hari akhir nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar